Rabu, 06 November 2013

Misteri Tugu Pancoran, Angka 9696 dan Harta Karun Soekarno Senilai 38


Harta Karun Bung Karno merupakan misteri yang selalu menarik minat banyak orang, karena masih saja banyak yang yakin bahwa harta karun peninggalan raja-raja jaman dahulu betul-betul diwariskan kepada Presiden Pertama RI alm Soekarno.

Berikut adalah pencarian tak kenal lelah team kami untuk mengusut misteri dari Harta Karun Bung Karno tersebut.


Klaim tentang harta peninggalan Presiden RI pertama Soekarno mungkin sudah sering kita dengar. Namun setelah diusut, pengakuan seperti itu hanya omong kosong belaka.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrzaBp5vdPR5sLMkSXiW9dc5Vr7GZYnpstJ3BeIXJic7bRqeP0MtolzeNtP-2CXYSoJc3eeUJf7Q7KwLI2oLWE3tiI4W9xWiaB1M2OScGvtoFRrBo6qLwTFYg4L4z5Uq615UTF-ae4vzMu/s1600/Au_(7).jpg

 Benda-benda pribadi peninggalan Bung Karno diantaranya ialah tongkat komando, keris, batangan emas, dan telur, baju panglima Soekarno serta tusuk konde Ibu Fatmawati, istri Presiden Pertama RI Soekarno.

Kawasan Pancoran kini menjadi salah satu titik kemacetan di Ibu kota Jakarta. Pada jam tertentu, kemacetan di persimpangan ini seolah mengunci dan sulit diurai.
Kemacetan yang saling mengunci membuat lampu merah yang ditempatkan di perempatan tersebut seolah tak berguna. Saat lampu hijau pun kendaraan terkadang tetap tidak melintas karena jalan tertutup kendaraan dari arah lain. Begitulah kemacetan yang terjadi di bawah patung Pancoran.

Namun di balik kemacetannya yang berada di bawahnya, patung Pancoran menyimpan banyak cerita. Salah satunya desas-desus patung Pancoran menunjuk lokasi harta karun Soekarno. Benarkah?

Patung Pancoran sebenarnya adalah Monumen Patung Dirgantara. Dinamakan Pantung Pancoran karena letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj66rFlCb3lKBwXBP0Elri9xdA6iP7EjdcrX0801rPYonHtHjFm6CKGwMZ42VC-C-DctOmbhELTIUaYdh3oJSzYwjwFstJKyHOv4XDMR_jouEm1h9fR7O6nIereKOpmKCwd_VjMEriIV3U/s400/20120208-pancoran-kini_1_.jpg

 Kawasan tersebut dahulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisi strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Ide pertama pembuatan patung adalah dari Presiden Soekarno yang menghendaki agar dibuat sebuah patung tentang dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia angkasa yang menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa raya.

Beberapa sumber menyebut bahwa pembiayaannya patung berasal dari kantong pribadi Bung Karno. Bung Karno menjual sebuah mobil pribadinya untuk biaya pembuatan patung Pancoran.

Versi lain menyebut pembangunan patung ini sempat terhenti karena kekurangan dana, lalu Soekarno rela menjual mobilnya demi berdirinya Patung Dirgantara di Pancoran.

Tak hanya membiayai, proses pemasangan Patung Dirgantara juga selalu ditunggui oleh Bung Karno. Bahkan kehadiran Bung Karno selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. Kehadiran Bung Karno juga merepotkan para pekerja.

Bung Karno pun detail memperhatikan setiap pembangunan patung. Termasuk arah patung. karena hal ini kemudian muncul kabar Soekarno punya rencana tersendiri atas patung Dirgantara. Soekarno dikabarkan menyimpan harta karun di suatu tempat dan lokasi itu ditunjukan oleh patung perunggu tersebut.

Patung Dirgantara sendiri menghadap ke utara dengan tangannya mengacung ke bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran. Lalu apakah di sana Soekarno menyimpan harta karunnya? Hingga kini kabar tersebut baru sebatas kabar burung.



Patung Dirgantara yang terbuat dari bahan perunggu dengan berat patung 11 ton hingga kini masih berdiri kokoh. Tinggi patung 11 meter, sementara tinggi voetstuk atau kaki patung 27 meter. Proyek pembangunannya dikerjakan oleh PN Hutama Karya dengan IR Sutami sebagai arsitek pelaksana.

HARTA karun peninggalan mantan presiden Soekarno selama ini masih misteri, bahkan tak sedikit yang meragukannya. Kasus kegagalan pencarian harta peniggalan Prabu Siliwangi di Istana Batutulis beberapa waktu lalu, sepertinya memupus harapan orang untuk memercayai hal-hal yang sulit dibuktikan kebenarannya.

Namun lelaki yang menyebut diri satria piningit bernama Soenuso Goroyo Soekarno mengaku dapat mengangkat peninggalan Presiden Pertama RI itu. Bentuknya berupa ratusan keping emas lantakan, platinum, sertifikat deposito obligasi garansi, dan lain-lain. ”Ini baru sampel dan silakan mengecek kebenarannya. Jika bohong, saya siap digantung,” katanya, Jumat kemarin, kepada pers.

Mantan anggota TNI yang dahulu bernama Suwito itu sengaja mengundang wartawan di rumahnya, Perumahan Cileungsi Hijau, daerah perbatasan Bogor-Bekasi, untuk menyaksikan temuannya. Di rumahnya yang cukup megah disiapkan hidangan layaknya orang hajatan. Maklum, Goroyo, begitu dia biasa disapa, juga mengundang Pangdam Jaya, Kapolda, dan anggota Muspida. Tetapi dari mereka, tak ada pejabat datang.

Kepada tamunya, suami RA Lastika ini memperlihatkan peti besar berisi ratusan keping emas lantakan, masing-masing beratnya 8 ons bergambar Soekarno dan di baliknya ada gambar padi dan kapas. Pada satu sisinya ada tulisan 80 24K 9999. Sementara itu emas putih (platinum) juga berbentuk lantakan berlogo tapal kuda putih bertulisan JM Mathey London. Logam itu dibungkus emas dan bersertifikat emas pula.

Meskipun bersertifikat dan diyakini keasliannya, pada kesempatan itu tidak dihadirkan orang yang mengetahui emas atau pakar yang bisa memastikan asli atau tidak harta benda tersebut.

Harta Karun Soekarno , Akhirnya Ditemukan Juga

GW sengaja menulis judul sedikir merangsang adrenalin kita sebagai manusia dengan kata pembuka “Harta Karun”. Padahal maksudnya sih kiasan saja sebagai suatu ungkapan metaforik analitik setelah menyusuri sejarah Bangsa Indonesia. Judul aslinya adalah “Bangsa Indonesia dan Harta Karun Soekarno”. Membaca tulisan ini, Anda boleh percaya dan boleh juga tidak. Tidak ada paksaan dalam membaca. Tapi mulailah berpikir dan merenungkannya.

Beberapa waktu yang lalu kita sempat dihebohkan dengan berita mengejutkan tentang Harta Karun Warisan Presiden Soekarno yang disebut-sebut berupa emas, perak yang sangat berharga dan khabarnya dapat membayar seluruh hutang Bangsa Indonesia. Isu dan kisah harta warisan Soekarno pun bergulir. Korbannya tak tanggung-tanggung “Seorang Menteri Agama era Megawati” mengacak-ngacak situ purbakala di Bogor. Amarah dan cemooh pun bermunculan karena kenaifan, kedunguan, ketamakan dan keserakahan si menteri yang belakangan diseret pengadilan karena kasus korupsi “Dana Abadi Umat”. Semenjak peristiwa yang memalukan di Bogor itu kisah harta karun peninggalan Soekarno masih terdengar beberapa waktu kemudian. Klaim-klaim masih bermunculan, umumnya dari dukun dan paranormal. Namun pelan-pelan kisah harta itu pun kemudian lenyap meskipun masih mengendap menjadi sisa informasi di benak kebanyakan masyarakat Indonesia yang kelak akan muncul kembali dengan kisah yang barangkali lebih sedap dengan sedikit rasa pedas di lidah yang membuat merah muka.

Kemunculan kisah harta karun Soekarno yang sempat menghebohkan itu memang membuat banyak orang yang kecondongannya tamak menjadi ngiler. Darimana sumber asal kisah itu pun masih simpang siur, tak ketahuan rimbanya. Mungkin salah satu makhluk halus penghuni pulau Jawa yang membisikkan salah satu budaknya untuk membisik-bisikkan tentang pusaka warisan bangsa Indonesia itu. Tapi apa tepatnya Harta Pusaka warisan Soekarno itu? Tak ada satu pun ahli atau pakar yang berminat menyibak misterinya karena tentunya takut di bilang ketularan ketamakan atau di bilang dungu karena percaya pada bisikan paranormal yang tak jelas ujung pangkalnya.


Istana Batu Tulis

Saya justru tertarik mengungkapkan Harta Peninggalan Soekarno itu bukan dari perspektif perhartakarunan dengan gambaran emas, perak atau intan permata. Tapi dari perspektif kesejarahan Bangsa Indonesia yang jejaknya telah ditemukan oleh Sokarno di kawasan Bogor yang tidak lain adalah prasasti Batu Tulis sebagai peninggalan masa lalu yang menyimpan sejarah bangsa Indonesia dan erat kaitannya dengan transmisi pengetahuan yang saat ini sudah sangat dikenal.

Gagasan saya mengaitkan harta karun Soekarno dengan peninggalan sejarah di Batu Tulis saya ilhami dari karakter Soekarno itu sendiri yang memadukan intelektualitas dan kemampuan citarasanya yang tinggi tentang berbagai seni dan budaya di tanah air. Benar, saya kemudian harus berasumsi bahwa ungkapan Harta Karun Bangsa Indonesia sebenarnya dinyatakan oleh Soekarno sendiri dengan suatu gaya pengungkapan metaforis puitis sebagai karakter dasar beliau. Seseorang yang menguping ungkapan terselubung ini kemudian mengira bahwa yang diungkapkan Soekarno adalah harta beneran berupa emas, perak, atau berlian yang tersimpan di suatu tempat di Bogor, bahkan ada yang mengatakannya tersimpan di suatu Bank di Swiss. Padahal yang dimaksud Soekarno adalah peninggalan di Bogor yaitu Batu Tulis yang menyimpan rahasia emas dan perak sebagai simbologi tentang sumber asal Pengetahuan Tuhan yang telah dikenal semasa kerajaan Areuteun, bahkan mungkin jauh sebelum era kerajaan Areueun maupun Taruma Negara.


Soekarno selain seorang yang teknis, paham ilmu rekayasa, ia pun dikenal sebagai ahli kesenian. Bukan sekedar seni tari atau lukis, namun ia adalah sastrawan yang paham benar ungkapan-ungkapan al-Qur’an, Injil, Kitab Siwa-Budha maupun agama Hindu, dan kenal benar karya sastra lokal (termasuk cerita daerah) maupun dunia. Sehingga gaya pengungkapannya ketika berkaitan dengan suatu titik tolak entitas kebangsaan Indonesia meniru ungkapan kitab-kitab agama dengan maksud-maksud terselubung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar