Siapa bilang, mumi selamanya seram? Mumi di Kampung Sempaima,
Wamena, Papua justru dipercaya sebagai pembawa kesejahteraan dan
kebahagiaan bagi masyarakatnya. Mumi ini berusia lebih dari 300 tahun
dan berwarna hitam.
Kampung Sempaima lebih dikenal dengan
sebutan Kampung Mumi. Letaknya tidak terlalu jauh dari Kampung Obia,
hanya sekitar 15 menit. Kampung ini lebih ramai, namun terkesan lebih
tandus dan kering dibanding Kampung Obia.Â
Sesampainya di sana,
saya langsung disambut oleh kepala Kampung Sempaima. Ia pun bercerita
tentang sejarah Mumi yang ternyata adalah kepala suku dan panglima
perang bernama Wim Motok Mabel.
Di tengah-tengah cerita, Sang Mumi
pun dikeluarkan. Tubuh muminya hitam dan kurus. Kakinya ditekuk dan
mulutnya menganga seakan berteriak kesakitan. Butuh bantuan satu orang
untuk memeganginya dari belakang karena kulit mumi ini sudah sangat
rapuh. Wim Motok Mabel dikabarkan meninggal karena sakit. Konon,
sebelum meninggal ia berpesan kepada kerabatnya untuk dimumikan.