Minggu, 27 April 2014

Ternyata Kopi Starbucks di China Lebih Mahal daripada di Jepang dan Amerika

Jakarta - Biaya hidup di Jepang terkenal tertinggi di dunia. Harga-harga di Amerika juga tak bisa dibilang murah. Namun, secangkir kopi Starbucks di kedua negara ini ternyata lebih murah dibanding kopi yang sama di China, negara yang harga barang-barangnya dikenal terjangkau.
Berawal dari Seattle, Amerika Serikat, kini Starbucks memiliki gerai di lebih dari 60 negara. Jaringan kedai kopi internasional ini pertama berekspansi ke Asia pada 1996. Cabang pertamanya di Jepang adalah lokasi pertama Starbucks di luar Amerika Utara.
Di Tokyo, Jepang, Starbucks selalu penuh setiap harinya, terutama pukul 15:00-19:00. Di sini, secangkir latte ukuran kecil bisa dinikmati dengan membayar 320 yen (Rp 37.000). Sebagai salah satu kota dengan biaya hidup tertinggi di dunia, wajar bila harganya lebih mahal dibanding tempat asalnya di Amerika Serikat, yakni $2.75 (Rp 31.000).
Namun, yang mengejutkan adalah harga latte Starbucks di China yang lebih mahal dibanding di Jepang maupun AS, yakni 27 yuan (Rp 50.000). Padahal, negara ini dikenal akan biaya produksinya yang rendah, sehingga China sering menjadi pusat produksi dunia.
Biaya bahan-bahan dan tenaga kerjanyapun jauh lebih rendah dibanding negara-negara lain tempat Starbucks beroperasi. Analis berspekulasi bahwa kenaikan harga Starbucks terhadap produk-produknya di China lebih tinggi dibanding di pasar lain. Bahkan bisa mencapai 16 kali margin keuntungan di Eropa!
Media di China mulai mempertanyakan praktik ini dan menyebutnya 'pengambilan untung besar-besaran'. Bagaimana Starbucks bisa bertahan, bahkan berkembang pesat di China dengan harga semahal itu?
Menurut Econ 101, barang-barang non pokok seperti kopi gourmet dijual senilai harga yang orang-orang mau bayarkan. Strategi harga tinggi ini bisa jadi diterapkan karena terkadang harga mahal menyiratkan kesan bahwa kualitasnya lebih baik atau memberikan status lebih tinggi bagi si pembeli.
"Dengan memasang harga tinggi, Anda memperkuat persepsi bahwa produk Anda adalah barang premium. Dalam kasus Starbucks, konsumen jadi merasa bahwa 'minum kopi di Starbucks menunjukkan bahwa saya menghargai hal-hal mewah dalam hidup' atau 'saya berbeda dengan orang lain'. Bagi sebagian orang, perasaan tersebut memberi rasa puas," ujar salah satu ahli branding.
Kunci kesuksesan Starbucks adalah memberikan nilai yang cukup untuk menyetarakan harganya yang mahal dalam pikiran pelanggan. Selain menciptakan atmosfer yang trendi dan menenangkan di semua gerainya, Starbucks China juga menawarkan layanan seperti 'Kelas Kopi' di cabangnya di Shanghai.
Kelas ini tersedia untuk grup berisi 3-4 orang, di mana pengajarnya akan menjelaskan tentang berbagai jenis kopi yang ditawarkan Starbucks. Selain membantu pelanggan menemukan campuran kopi yang paling cocok dengan lidah mereka, kelas ini juga membantu mendorong citra budaya kopi berkelas yang dipromosikan Starbucks.
Situs Rocket News 24 (11/10/13) berpendapat bahwa kelas ini juga memberikan 'pesan tersembunyi' bahwa tempat terbaik untuk menikmati kopi adalah di Starbucks China yang memiliki hampir 1.000 cabang.
Sumber: http://food.detik.com/read/2013/10/16/130330/2386908/297/mengapa-kopi-starbucks-di-china-lebih-mahal-daripada-di-jepang-dan-amerika?d991101284

Tidak ada komentar:

Posting Komentar